Ticker

6/recent/ticker-posts

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
(PTS)

PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI
SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN MODELING
TERHADAP GURU PADA SEKOLAH BINAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas Pendidikan tidak akan bisa dipisahakan dengan prose peningkatan kemampuan daya guru. Guru sebagai ujung tombak peningkatan kualitas peserta didik pada setiap jenjangnya. Selain itu, efek dari perubahan Ipteks yang begitu cepat mendorong guru harus terus belajar dan berkembang. Harapan yang muncul dari keinginan untuk melakukan pekerjaan terbaik merupakan motivasi kerja dari masing-masing guru. Hal ini dapat dilihat sebagai management yang ada serta potensi dalam upaya pengembangannya.
Berdasarkan pandangan ini, motivasi kerja guru dianggap sebagai pintu untuk kinerja guru yang lebih optimal, motivasi kerja mendorong guru untuk melakukan pekerjaan terbaik. Selain motivasi, hal terpenting lainnya adalah pengawasan, pengawasan dalam konteks luas yaitu sebagai pendampingan bagi guru untuk meningkatkan pembelajaran dan membantu siswa belajar. Pengawasan membantu dalam mengembangkan proses belajar mengajar yang lebih baik.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengawasan memberikan pendidikan berkualitas di sekolah, yang meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil atau kualitas yang didukung oleh siswa Supervisi Prinsip adalah pengembangan manajemen, yang diberikan khusus manajemen dan pengawasan yang diterapkan dalam pengawasan pendidikan. Supervisi adalah bantuan untuk membantu dan mengelola guru untuk meningkatkan keterampilan guru mereka, tidak secara langsung mendukung siswa, tetapi untuk guru yang membina siswa dalam proses pembelajaran.
Supervisi merupakan pengawasan baik secara administrative maupun akademik. Dalam konteks akademik, tujuan pengawasan untuk membantu mengembangkan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang didukung untuk siswa (Glickman, 1981: 74). Melalui supervisi akademik, kualitas akademik yang dilakukan oleh guru akan meningkat (Neagley, 1980: 212). Pengembangan kapasitas dalam konteks ini tidak dapat diselesaikan hanya pada kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru saja namun juga untuk meningkatkan komitmen guru sebagai tenaga kependidikan yang professional.
Menurut Sergiovanni (1987: 117) bahwa hal lain yang mesti dimasukkan dalam pencapaian proses tersebut adalah Evaluasi. Evaluasi sebagai salah satu tujuan supervisi akademik atau supervisi pembelajaran, di mana evaluasi adalah supervisi akademik yang diadakan untuk mendorong guru lebih bersemangat, bersinerji serta lebih professional pada bidang pembelajaran masing-masing.
Sementara itu menurut Purwanto (2009: 20) bahwa pengawasan pendidikan dalam konteks pendidikan sangat menentukan kondisi atau kebutuhan esensial yang akan memastikan tercapainya tujuan pendidikan. Pengawasan dapat dianggap sebagai kegiatan pembinaan, yang diusulkan oleh Purwanto (2002: 32) yang menyetujui kegiatan pembinaan yang dimaksudkan untuk membantu para guru dan staf sekolah lainnya dalam melaksanakan pekerjaan yang efektif. Gwynn dalam Bafadal (2004: 48) menyebutkan teknik pengawasan menjadi dua kelompok, yaitu teknik individu dan teknik kelompok. Teknik percakapan individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan kelas ke kelas, 4) bicara sendiri.
Peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Peningkatan kualitas pembelajaran juga memiliki makna strategis dan berdampak positif, berupa (1) peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi secara nyata, (2) peningkatan kualitas masukan, proses dan hasil belajar, (3) peningkatan keprofesionalan pendidik, dan (4) penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian (Mastur 2006: 50).
Hasil tersebut tentunya sangat memprihatinkan, dan harus menjadi perhatian kita bersama terutama para guru mata pelajaran penjaskes, kondisi tersebut di atas juga dipengaruhi  oleh beberapa faktor, di antaranya adalah perencaaan pengajaran yang kurang, penggunaan metode yang tidak tepat dapat menimbulkan kebosanan, dan kurang kondusifnya sistem pembelajaran, sehingga penyerapan pelajaran oleh anak didik belum berjalan dengan baik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, merupakan bagian dari tugas pengawasan, untuk itu diperlukan pendampingan dalam bentuk Supervisi Individual dengan Pendekatan Modeling dengan kombinasi Modeling terhadap guru penjaskes dalam pengelola pembelajaran penjaskes menjadi penting agar guru benar-benar dapat mengelola pembelajaran dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan (materi, media belajar, metode, sumber belajar, dan evaluasi), pelaksanaan pembelajaran sampai dengan evaluasi hasil belajar siswa.

1.2.    Perumusan Masalah
Masalah yang mendasar pada penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran penjaskes, diduga menjadi penyebab rendahnya kinerja guru terutama dalam pengelolaan pengajaran yang relatif monoton, kurang variatif adalah pengelolaan pengajaran oleh guru tidak terencana dengan baik, yang pada akhirnya proses pembelajaran bersifat konvensional, monoton dan terkesan guru hanya “asal menjalankan tugas”, selain itu juga guru kurang inovatif dalam pengelolaan pembelajaran penjaskes. Rendahnya hasil belajar tersebut merupakan tanggung jawab bersama pengelola pendidikan. Pengawas sebagai supervisor guru turut bertanggung jawab untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kinerja guru sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswanya.
Jelas bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan pengelolaan pembelajaran yang lebih aktif dan kondusif sehingga siswa benar-benar dapat menguasai materi pelajaran. Peningkatan pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru didampingi oleh pengawas sebagai supervisor yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru sehingga guru dapat mengelola pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : Apakah pendampingan dalam bentuk Supervisi Individual dengan Pendekatan  Modeling  dengan  Kombinasi  Modeling oleh  pengawas terhadap guru mata pelajaran penjaskes dalam pengelolaan pembelajaran dapat :
1.    Meningkatkan kinerja guru penjaskes pada Sekolah Binaan?
2.    Meningkatkan hasil belajar penjaskes peserta didik pada Sekolah Binaan?

1.3.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah pendampingan dalam bentuk Supervisi Individual dengan Pendekatan Modeling dengan kombinasi Modeling terhadap guru mata pelajaran penjaskes dalam pengelolaan pembelajaran dapat meningkatkan kinerja guru.

1.4.    Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah sebagai  berikut :
1.    Meningkatkan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran penjaskes.
2.    Meningkatkan hasil belajar penjaskes Peserta didik pada sekolah Binaan.
1.5.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai  berikut :
1.    Bagi guru, meraka akan mendapatkan metode yang efektif dalam pengelolaan pembelajaran penjaskes,
2.    Bagi siswa, mereka dapat meningkatkan hasil belajar penjaskes, dan
3.    Bagi sekolah dan pendidikan pada umumnya, akan terjadi peningkatan kinerja guru yang sekaligus dapat meningkatkan kinerja sekolah.
 

Posting Komentar

0 Komentar