Ticker

6/recent/ticker-posts

PROPOSAL TESIS



PENGARUH KOMUNIKASI, KOMITMEN ORGANISASI
DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN 
KELUARGA BERENCAN
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Landasan Teori
Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan yang begitu cepat di dalam ketata pemerintahan di daerah, yang menuntut pemerintah daerah untuk lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan cepat, dan memusatkan perhatiannya kepada pelayanan terhadap masyarakat. Globalisasi juga dapat memunculkan ancaman, sekaligus kesempatan bagi pemerintah daerah,.
Keberhasilan pengelolaan organisasi sangatlah ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola SDM. Dalam suasana organisasi seperti ini, Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam organisasi harus mampu untuk menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan, baik oleh para pimpinan puncak organisasi, maupun manajer lini. Para pimpinan oragniasi yang membawahi beberapa pegawai seharunya mampu memahami bagaimana SDM yang dimilikinya, apakah pegawai yang bekerja saat ini berada dalam tekanan yang tinggi untuk menjadi ujung tombak dalam mencaoai visi dan misi yang telah ditetapkan, pegawai mempunyai peran dalam membantu organisasi untuk memberikan tanggapan terhadap tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi dan persaingan global dengan memberikan kontribusi yang bernilai tambah bagi keberhasilan SKPD.
Setiap organisasi ingin pegawainya memiliki kinerja yang tinggi dalam bekerja. Banyak upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja pegawainya, baik melalui pelatihan, pemberian insentif, jenjang karier, dan lain sebagainya. Dengan kinerja pegawai yang tinggi, diharapkan tujuan organisasi akan dapat tercapai sebagaimana telah direncanakan. Dalam suatu organisasi yang strategis dan memiliki pengaruh yang penting dalam pelaksanaan pemerintahan daerah, terkadang dilakukan pemisahan unit-unit atau bagian-bagian dalam satuan unit kerja yang sifatnya lebih spesifik dalam pelaksanaan tugas yang diemban oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKDP). Pemisahan ini kemungkinan akan menyebabkan komunikasi antar pegawai menjadi terhambat, komunikasi tidak berjalan secara efektif, karena masing-masing unit terpisah memiliki task duty serta tujuan masing-masing. Hal ini menyebabkan setiap pegawai pada masing-masing unit atau bagian tersebut tanpa melakukan komunikasi dengan pegawai lainnya. Adanya pemisahan ini juga menyebabkan struktur komunikasi menjadi terbagi-bagi atau terpisah-pisah. Kondisi ini diduga menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya kinerja pegawai dalam mencapai visi dan misi SKPD.
Selain komunikasi yang efektif, kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh komitmen para pegawai terhadap organisasi. Komitmen yang tinggi akan meningkatkan kinerja pegawai yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja SKPD. Dalam suatu organisasi, komitmen pegawai terhadap organisasi seringkali menjadi isu yang sangat penting.
Konsep dari komitmen adalah salah satu aspek penting dari filosofi manajemen sumber daya manusia. Pengertian komitmen saat ini, tidak lagi sekedar berbentuk kesediaan pegawai bekerja di SKPD itu dalam jangka waktu lama. Namun lebih penting dari itu, pegawai mau memberikan yang terbaik kepada SKPD, bahkan bersedia mengerjakan sesuatu melampaui batas yang diwajibkan SKPD. Hal ini hanya bisa terjadi jika pegawai merasa senang dan terpuaskan di perusahaan yang bersangkutan. Perasaan senang dan terpuaskan juga diperoleh dari keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusan, sehingga dengan keterlibatan tersebut, pegawai merasa bertanggung jawab dan merasa memiliki terhadap perusahaan. Selain hal tersebut, masih banyak faktor yang mempengaruhi komitmen pegawai terhadap organisasi, salah satu diantaranya adalah kepercayaan terhadap Pimpinan SKPD. Pegawai yang tidak punya kepercayaan kepada Pimpinan SKPD, kecil kemungkinannya mereka punya komitmen tinggi terhadap SKPD.
Untuk dapat mengikuti segala perkembangan yang ada dan tercapainya visi dan misi SKPD maka perlu adanya suatu motivasi agar pegawai mampu bekerja dengan baik, dan salah satu motivasi itu adalah dengan memenuhi keinginan- keinginan pegawai antara lain: gaji atau upah yang layak, pekerjaan yang aman, suasana kerja yang kondusif, penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, Pimpinan SKPD yang adil dan bijaksana, pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan, pengarahan dan perintah yang wajar, organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat atau dengan mengupayakan insentif yang besarannya proporsional dan juga bersifat progresif yang artinya sesuai dengan jenjang karir, karena insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para pegawai agar selalu berada pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai kemampuan masing-masing pegawai.
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru merupakan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Banjarbaru yang mempunayi tugas dan fungsi sebagai pelaksana kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Pemberdayaan Masyarakat, Ketahanan Pangan, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Sehingga keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut sangat ditentukan oleh seluruh pegawai dan pimpinan SKPD. Sebagai salah satu SKPD yang berkewajiban untuk mencapai visi dan misi pembangunan Kota Banjarbaru, menuntut kinerja optimal kepada seluruh pegawai dalam mencapai visi dan misi tersebut diantaranya melalui komunikasi, komitmen organisasi, dan pemberian insentif.
Melihat besarnya peranan sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi, maka hadirnya pegawai yang telah profesional sangat dibutuhkan, supaya tujuan pembangunan yang telah ditetapkan tidak hanya menjadi selogan saja. Perhatian dan pembinaan terhadap pegawai sangatlah penting demi kelangsungan dan kemajuan organisasi, karena tanpa atau kurangnya perhatian dan pembinaan pegawai dalam suatu organisasi akan menimbulkan berbagai efek yang dapat mengancam kehidupan organisasi yang bersangkutan.
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan mengembangkan organisasinya, maka kewajiban pimpinan SKPD untuk membina pegawainya dari segi keahlian sehingga dapat memperbaiki kualitas dan meningkatkan prestasi pegawai. Melalui pembinaan tersebut maka secara tidak langsung akan memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk mengembangkan kompetensinya, sehingga pegawai yang terlatih akan sesuai dengan kebutuhan organisasi yaitu pegawai yang terampil, mandiri, beretos kerja, profesional, disiplin serta sangat menghargai waktu. Pegawai yang memiliki sikap pengabdian, mutu ketrampilan dan kemampuan profesional tinggi diperlukan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Berdasarkan penelitian pendahuluan terlihat fenomena mengenai komunikasi yang masih kurang efektif antara atasan dengan bawahan, demikian pula sebaliknya, kemudian komunikasi antar bagian yang masih mempunyai hambatan, demikian juga dengan komunikasi antar pegawai yang terkadang sering terjadi kesalahpahaman penyampaian pesan. Adapun mengenai komitmen organisasi terlihat dari (1) karakteristik pekerjaan seperti pengaturan pekerjaan dan pemberian tanggung jawab yang masih belum tepat, (2) Peluang karier dalam perusahaan seperti peluang promosi dan peluang karier pegawai dalam perusahaan yang masih tertutup, (3) dan dukungan SKPD terhadap hasil kerja pegawai masih belum memadai.
Faktor lainnya seperti insentif yang diberikan Pimpinan SKPD seperti insentif finansial (berupa uang: Tunjangan Hari Raya, lembur, dan santunan sosial) yang dirasakan masih kurang jika dibandingkan dengan biaya hidup sekarang. Demikian juga dengan insentif non finansial (seperti cuti tahunan yang susah untuk diperoleh dengan berbagai alasan dari Pimpinan SKPD. Semua ini berdampak pada kinerja pegawai berkaitan dengan kecepatan pembuatan laporan, keterampilan pegawai, dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari- hari.
Di dasari dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka inti pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang Optimalisasi Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru, sehingga dari tema tersebut, maka judul penelitian ini adalah, “Analisis Pengaruh Komunikasi, Komitmen Organisasi Dan Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru”.
1.2.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengaruh komunikasi, komitmen organisasi dan insentif terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.         Apakah secara parsial variabel komunikasi, komitmen organisasi dan insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru ?
2.         Apakah secara simultan variabel komunikasi, komitmen organisasi dan insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru ?
3.         Diantara variabel komunikasi, komitmen organisasi dan insentif mana yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru ?
1.3.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi, komitmen organisasi dan insentif terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.         Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial variabel komunikasi, komitmen organisasi dan insentif terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru.
2.         Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan variabel komunikasi, komitmen organisasi dan insentif terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru.
3.         Untuk mengidentifikasi variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru.
1.4.     Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dalam hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.         Aspek praktis, sebagai bahan masukan bagi Pimpinan SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru dalam perumusan kebijakan tentang peningkatan kinerja pegawai.
2.         Aspek akademis, sebagai bahan yang menambah khasanah penelitian pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin.
3.         Aspek bagi pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai bahan yang menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dibidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.
4.         Sebagai bahan referensi ataupun acuan bagi peneliti selanjutnya terutama bagi peneliti yang berminat mengadakan penelitian dengan kajian yang sama dimasa yang akan datang.

Posting Komentar

0 Komentar