PENGARUH KOMUNIKASI, KOMITMEN
ORGANISASI
DAN INSENTIF TERHADAP
KINERJA PEGAWAI
BADAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN
KELUARGA BERENCAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Landasan Teori
Globalisasi
telah menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan yang begitu cepat di dalam
ketata pemerintahan di daerah, yang menuntut pemerintah daerah untuk lebih
mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan
cepat, dan memusatkan perhatiannya kepada pelayanan terhadap masyarakat.
Globalisasi juga dapat memunculkan ancaman, sekaligus kesempatan bagi
pemerintah daerah,.
Keberhasilan
pengelolaan organisasi sangatlah ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola
SDM. Dalam suasana organisasi seperti ini, Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam
organisasi harus mampu untuk menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan, baik
oleh para pimpinan puncak organisasi, maupun manajer lini. Para pimpinan
oragniasi yang membawahi beberapa pegawai seharunya mampu memahami bagaimana
SDM yang dimilikinya, apakah pegawai yang bekerja saat ini berada dalam tekanan
yang tinggi untuk menjadi ujung tombak dalam mencaoai visi dan misi yang telah
ditetapkan, pegawai mempunyai peran dalam membantu organisasi untuk memberikan
tanggapan terhadap tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing,
restrukturisasi dan persaingan global dengan memberikan kontribusi yang
bernilai tambah bagi keberhasilan SKPD.
Setiap
organisasi ingin pegawainya memiliki kinerja yang tinggi dalam bekerja. Banyak
upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja pegawainya,
baik melalui pelatihan, pemberian insentif, jenjang karier, dan lain
sebagainya. Dengan kinerja pegawai yang tinggi, diharapkan tujuan organisasi
akan dapat tercapai sebagaimana telah direncanakan. Dalam suatu organisasi yang
strategis dan memiliki pengaruh yang penting dalam pelaksanaan pemerintahan
daerah, terkadang dilakukan pemisahan unit-unit atau bagian-bagian dalam satuan
unit kerja yang sifatnya lebih spesifik dalam pelaksanaan tugas yang diemban
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKDP). Pemisahan ini kemungkinan akan
menyebabkan komunikasi antar pegawai menjadi terhambat, komunikasi tidak
berjalan secara efektif, karena masing-masing unit terpisah memiliki task duty
serta tujuan masing-masing. Hal ini menyebabkan setiap pegawai pada
masing-masing unit atau bagian tersebut tanpa melakukan komunikasi dengan
pegawai lainnya. Adanya pemisahan ini juga menyebabkan struktur komunikasi
menjadi terbagi-bagi atau terpisah-pisah. Kondisi ini diduga menjadi salah satu
penyebab tidak optimalnya kinerja pegawai dalam mencapai visi dan misi SKPD.
Selain
komunikasi yang efektif, kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh komitmen para
pegawai terhadap organisasi. Komitmen yang tinggi akan meningkatkan kinerja
pegawai yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja SKPD. Dalam suatu
organisasi, komitmen pegawai terhadap organisasi seringkali menjadi isu yang
sangat penting.
Konsep
dari komitmen adalah salah satu aspek penting dari filosofi manajemen sumber
daya manusia. Pengertian komitmen saat ini, tidak lagi sekedar berbentuk
kesediaan pegawai bekerja di SKPD itu dalam jangka waktu lama. Namun lebih
penting dari itu, pegawai mau memberikan yang terbaik kepada SKPD, bahkan
bersedia mengerjakan sesuatu melampaui batas yang diwajibkan SKPD. Hal ini
hanya bisa terjadi jika pegawai merasa senang dan terpuaskan di perusahaan yang
bersangkutan. Perasaan senang dan terpuaskan juga diperoleh dari keterlibatan
pegawai dalam pengambilan keputusan, sehingga dengan keterlibatan tersebut,
pegawai merasa bertanggung jawab dan merasa memiliki terhadap perusahaan.
Selain hal tersebut, masih banyak faktor yang mempengaruhi komitmen pegawai
terhadap organisasi, salah satu diantaranya adalah kepercayaan terhadap
Pimpinan SKPD. Pegawai yang tidak punya kepercayaan kepada Pimpinan SKPD, kecil
kemungkinannya mereka punya komitmen tinggi terhadap SKPD.
Untuk
dapat mengikuti segala perkembangan yang ada dan tercapainya visi dan misi SKPD
maka perlu adanya suatu motivasi agar pegawai mampu bekerja dengan baik, dan
salah satu motivasi itu adalah dengan memenuhi keinginan- keinginan pegawai
antara lain: gaji atau upah yang layak, pekerjaan yang aman, suasana kerja yang
kondusif, penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, Pimpinan SKPD yang
adil dan bijaksana, pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan, pengarahan
dan perintah yang wajar, organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat
atau dengan mengupayakan insentif yang besarannya proporsional dan juga
bersifat progresif yang artinya sesuai dengan jenjang karir, karena insentif
sangat diperlukan untuk memacu kinerja para pegawai agar selalu berada pada
tingkat tertinggi (optimal) sesuai kemampuan masing-masing pegawai.
Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru
merupakan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota
Banjarbaru yang mempunayi tugas dan fungsi sebagai pelaksana kebijakan daerah
yang bersifat spesifik di bidang Pemberdayaan Masyarakat, Ketahanan Pangan,
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Sehingga keberhasilan
pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut sangat ditentukan oleh seluruh pegawai
dan pimpinan SKPD. Sebagai salah satu SKPD yang berkewajiban untuk mencapai
visi dan misi pembangunan Kota Banjarbaru, menuntut kinerja optimal kepada
seluruh pegawai dalam mencapai visi dan misi tersebut diantaranya melalui
komunikasi, komitmen organisasi, dan pemberian insentif.
Melihat
besarnya peranan sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi, maka
hadirnya pegawai yang telah profesional sangat dibutuhkan, supaya tujuan
pembangunan yang telah ditetapkan tidak hanya menjadi selogan saja. Perhatian
dan pembinaan terhadap pegawai sangatlah penting demi kelangsungan dan kemajuan
organisasi, karena tanpa atau kurangnya perhatian dan pembinaan pegawai dalam
suatu organisasi akan menimbulkan berbagai efek yang dapat mengancam kehidupan
organisasi yang bersangkutan.
Dalam
rangka mempertahankan kelangsungan dan mengembangkan organisasinya, maka
kewajiban pimpinan SKPD untuk membina pegawainya dari segi keahlian sehingga
dapat memperbaiki kualitas dan meningkatkan prestasi pegawai. Melalui pembinaan
tersebut maka secara tidak langsung akan memberikan kesempatan kepada pegawainya
untuk mengembangkan kompetensinya, sehingga pegawai yang terlatih akan sesuai
dengan kebutuhan organisasi yaitu pegawai yang terampil, mandiri, beretos
kerja, profesional, disiplin serta sangat menghargai waktu. Pegawai yang
memiliki sikap pengabdian, mutu ketrampilan dan kemampuan profesional tinggi
diperlukan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan secara efisien dan
efektif.
Berdasarkan
penelitian pendahuluan terlihat fenomena mengenai komunikasi yang masih kurang
efektif antara atasan dengan bawahan, demikian pula sebaliknya, kemudian
komunikasi antar bagian yang masih mempunyai hambatan, demikian juga dengan
komunikasi antar pegawai yang terkadang sering terjadi kesalahpahaman
penyampaian pesan. Adapun mengenai komitmen organisasi terlihat dari (1)
karakteristik pekerjaan seperti pengaturan pekerjaan dan pemberian tanggung
jawab yang masih belum tepat, (2) Peluang karier dalam perusahaan seperti
peluang promosi dan peluang karier pegawai dalam perusahaan yang masih
tertutup, (3) dan dukungan SKPD terhadap hasil kerja pegawai masih belum
memadai.
Faktor
lainnya seperti insentif yang diberikan Pimpinan SKPD seperti insentif
finansial (berupa uang: Tunjangan Hari Raya, lembur, dan santunan sosial) yang
dirasakan masih kurang jika dibandingkan dengan biaya hidup sekarang. Demikian
juga dengan insentif non finansial (seperti cuti tahunan yang susah untuk
diperoleh dengan berbagai alasan dari Pimpinan SKPD. Semua ini berdampak pada
kinerja pegawai berkaitan dengan kecepatan pembuatan laporan, keterampilan
pegawai, dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sehari- hari.
Di
dasari dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka inti pokok permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang Optimalisasi Kinerja Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru,
sehingga dari tema tersebut, maka judul penelitian ini adalah, “Analisis
Pengaruh Komunikasi, Komitmen Organisasi Dan Insentif Terhadap Kinerja Pegawai
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota
Banjarbaru”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengaruh komunikasi, komitmen
organisasi dan insentif terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru, yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
1.
Apakah secara parsial variabel komunikasi,
komitmen organisasi dan insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru ?
2.
Apakah secara simultan variabel komunikasi,
komitmen organisasi dan insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru ?
3.
Diantara variabel komunikasi, komitmen organisasi dan
insentif
mana yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan
Keluarga Berencana Kota Banjarbaru ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi, komitmen
organisasi dan insentif terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Banjarbaru, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial variabel komunikasi,
komitmen organisasi dan insentif terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan
Keluarga Berencana Kota Banjarbaru.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan variabel komunikasi,
komitmen organisasi dan insentif terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan
Keluarga Berencana Kota Banjarbaru.
3.
Untuk mengidentifikasi variabel yang berpengaruh
dominan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota
Banjarbaru.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan
yang diharapkan dalam hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Aspek praktis, sebagai bahan masukan bagi
Pimpinan SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana
Kota Banjarbaru dalam perumusan kebijakan tentang peningkatan kinerja pegawai.
2.
Aspek akademis, sebagai bahan yang menambah
khasanah penelitian pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin.
3.
Aspek bagi pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai
bahan yang menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dibidang ilmu
manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai.
4.
Sebagai bahan referensi ataupun acuan bagi
peneliti selanjutnya terutama bagi peneliti yang berminat mengadakan penelitian
dengan kajian yang sama dimasa yang akan datang.
0 Komentar