Ticker

6/recent/ticker-posts

Profil Kota Banjarbrau

uploadl
LETAK DAN LUAS WILAYAH Letak Wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0–500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0–7 m (33,49%), 7-25 m (48,46%), 25-100 m (15,15%), 100-250 m (2,55%) dan 250-500 m (0,35%). Adapun kondisi fisik tanah yang dipergunakan untuk menggambarkan kondisi efektif per tumbuhan tanaman adalah kelerengan, kedalaman efektif tanah, drainase, keadaan erosi tanah, dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • Klasifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah kelerengan 0-2% mencakup 59,35% luas wilayah, kelerengan 2-8% mencakup 25,78% wilayah, kelerengan 8-15% mencakup 12,08% luas wilayah.
  • Klasifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas yaitu kedalaman < 30 cm, 30-60 cm, 60-90 cm dan > 90 cm. Kota Banjarbaru secara umum mem punyai kedalaman efektif lebih dari 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
  • Drainase di Kota Banjarbaru tergolong baik, secara umum tidak terjadi penggenangan. Namun ada daerah yang tergenang periodik yaitu tergenang kurang dari 6 (enam) bulan, terdapat di Kecamatan Landasan Ulin yang merupakan peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.
  • Berdasarkan Peta Kemampuan Tanah Skala 1 : 25.000, erosi tidak terjadi di wilayah Kota Banjarbaru.
Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari Alluvium (Qha) 48,44 persen, Martapura (Qpm) 37,71 persen, Binuang (Tob) 3,64 persen, Formasi Kerawaian (Kak) 2,26 persen, Formasi Pitap (Keputusan Presiden) 3,47%. Jenis tanah terbentuk dari faktor- faktor pembentuk tanah antara lain : batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Berdasarkan peta Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok jenis tanah yaitu Podsolik 63,82%), Lathosol (6,36%) dan Organosol (29,82%).
IKLIM Seperti halnya daerah lain dalam wilayah Indonesia, Kota Banjarbaru juga mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Keadaan ini berkaitan erat dengan arus angin yang bertiup di Indonesia. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau di Indonesia. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik setelah melewati beberapa lautan, dan pada bulan-bulan tersebut biasanya terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti pada bulan April- Mei dan Oktober-Nopember. Berdasarkan pemantauan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Banjarbaru pada tahun 2015, suhu udara di Kota Banjarbaru berkisar antara 22,2oC sampai dengan 36,00C. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober (36,00C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Agustus (22,00C). Selain itu sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan berkisar antara 66,0% sampai 98,0%. Selama 5 tahun terakhir, curah hujan pada tahun 2010 merupakan curah hujan tertinggi. Curah hujan kota Banjarbaru di tahun 2015 cukup ekstrim. Rata-rata curah hujan pada tahun 2015 tercatat 228,1 mm dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (0 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (534 mm). Rata-rata jumlah hari hujan sebanyak 18,4 dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (25 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan September (0 hari). Rata-rata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2015 berkisar antara 1.012,9 mb sampai dengan 1.014,7 mb sedangkan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,7 knots. Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari Alluvium (Qha) 48,44 persen, Martapura (Qpm) 37,71 persen, Binuang (Tob) 3,64 persen, Formasi Kerawaian (Kak) 2,26 persen, Formasi Pitap (Keputusan Presiden) 3,47 persen. Jenis tanah terbentuk dari faktor-faktor pembentuk tanah antara lain : batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Tiap jenis tanah mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik tanah tersebut misalnya berkaitan tingkat kepekaannya terhadap erosi, kesuburan tanah, tekstur tanah dan konsistensi tanah. Berdasarkan peta skala 1 : 50.000 yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok jenis tanah yaitu Podsolik (63,82%), Lathosol (6,36%) dan Organosol (29,82%).
Tabel Statistik Geografi dan Iklim Banjarbaru
Uraian Satuan 2015
Luas Wilayah km 2 371,38
Curah Hujan :
- Maksimum mm 543,8
- Minimum mm 25,8
Lama Penyinaran Matahari :
- Maksimum % 86,0
- Minimum % 32,0
Suhu Udara Rata-rata :
- Maksimum °C 28,5
- Minimum °C 25,8
Sumber : Statistik Daerah Kota Banjarbaru 2016
VISI Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka Visi Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021, yaitu :
TERWUJUDNYA BANJARBARU SEBAGAI KOTA PELAYANAN YANG BERKARAKTER
KOTA PELAYANAN adalah Kota yang memberikan pelayanan secara optimal kepada warga masyarakat dan yang berkunjung di Kota Banjarbaru.
BERKARAKTER Terdiri Atas Dua Aspek Penting Yaitu :
  1. Sumber daya manusia yang berkarakter, yaitu terciptanya sumber daya manusia yang sehat, mempunyai etos kerja tinggi dan berakhlak mulia berdasarkan nilai-nilai religius.
  2. Kota yang berkarakter, yaitu sebuah kota yang mempunyai ciri khas sebagai kota yang tertata/direncanakan (urban design) sehingga menjadi tempat hunian yang indah, aman dan nyaman yang berwawasan lingkungan.
MISI Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Dalam merumuskan Misi Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021 mengacu kepada RPJPD Kota Banjarbaru dan Misi Kepala Daerah terpilih. Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkan Misi Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :
  1. Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik, sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia.
  2. Meningkatkan penyediaan infrastruktur perkotaan yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan.
  3. Memperkuat kemandirian, peningkatan kerjasama investasi, penyediaan prasarana dan sarana perekonomian, peningkatan kelembagaan dan peluang kewirausahaan.
  4. Melaksanakan reformasi birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi.
  5. Memperkuat cipta kondisi masyarakat yang aman, nyaman dan tertib
TUJUAN Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu strategis. Berdasarkan visi, misi dan isu-isu strategis yang ada, maka ditetapkan tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut :
  1. Meningkatkan kualitas pendidikan;
  2. Meningkatkan derajat kesehatan;
  3. Meningkatkan Pelestarian Seni, Budaya dan Prestasi di Bidang Kepemudaan dan Keolahragaan;
  4. Meningkatkan kualitas jalan, jembatan dan drainase;
  5. Meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman yang layak huni;
  6. Meningkatkan sarana prasarana dan sistem transportasi yang aman dan nyaman;
  7. Meningkatkan sarana prasarana Teknologi Informasi;
  8. Meningkatkan Kualitas Sanitasi, Air dan Udara;
  9. Meningkatkan kemandirian kota;
  10. Meningkatkan investasi;
  11. Meningkatkan sarana prasarana perekonomian;
  12. Meningkatkan kewirausahaan;
  13. Meningkatkan pelaksanaan agenda reformasi birokrasi;
  14. Meningkatkan pelayanan publik;
  15. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang berbasis teknologi informasi;
  16. Meningkatkan toleransi dalam kehidupan bermasayarakat;
  17. Meningkatkan budaya tertib;
  18. Meningkatkan perlindungan Sosial masyarakat;
  19. Mewujudkan sistem penanggulangan bencana yang efektif.
PENDUDUK
Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan dan merupakan salah satu faktor produksi yang penting, faktor produksi ini akan menjadi efektif jika ditunjang oleh komposisi, distribusi dan kualitas yang baik, tetapi sebaliknya jika faktor penduduk tersebut tidak dapat terkendali maka akan menjadi masalah bukan saja jumlahnya yang semakin padat, tetapi juga terkadang kualitas yang rendah serta komposisi dan distribusi yang tidak seimbang.
Diperlukan pengelolaan kependudukan yang baik agar banyaknya penduduk dapat memanfaatkan secara optimal untuk pembangunan, faktor penduduk menjadi faktor kunci pembangunan seperti di negara-negara maju dimana pertumbuhan yang relatif rendah diiringi dengan kualitas yang baik yang mampu menguasi teknologi serta distribusi yang merata.
Dalam melihat pola perubahan kependudukan, kita dapat mengamati perubahan pada persentase penambahan atau pengurangan jumlah penduduk melalui laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan adalah ukuran persentase peningkatan jumlah penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu, dari tahun ke tahun penduduk Kota Banjarbaru selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kota Banjarbaru adalah sebesar 234.801 naik dari pada tahun 2014 yang hanya berjumlah 227.500 jiwa, tersebar dilima kecamatan, sedangkan pada tahun 2013 penduduk Banjarbaru adalah sebesar 220.168.
Kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru bervariatif antar kecamatan. Dengan luas wilayah sebesar 371,38 km2, maka kepadatan penduduk Kota Banjarbaru per km2 adalah 631 penduduk. Secara lengkap jumlah penduduk, disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Per Km² Menurut Kecamatan dan Kelurahan, 2015
Kelurahan Luas (Km²) Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Kepadatan Per Km²
1. Landasan Ulin 92,42 60.488 16.933 665
a. Kel. Landasan Ulin Timur 18,76 16.650 4.604 888
b. Guntung Payung 15,25 7.602 2.085 498
c. Syamsudin Noor 18,67 12.785 3.526 685
d. Guntung Manggis 39,74 23.451 6.718 590
2. Liang Anggang 85,86 40.992 10.559 497
a. Landasan Ulin Tengah 23,86 10.953 2.209 459
b. Landasan Ulin Utara 19,50 15.782 4.440 809
c. Landasan Ulin Barat 16,15 7.503 1.979 465
d. Landasan Ulin Selatan 26,35 6.754 1.931 256
3. Cempaka 146,70 33.440 8.718 258
a. Palam 14,75 3.612 971 245
b. Bangkal 29,80 4.912 1.278 165
c. Sungai Tiung 21,50 9.303 2.414 433
d. Cempaka 80,65 15.613 4.055 188
4. Banjarbaru Utara 24,44 50.108 15.202 2.050
a. Loktabat Utara 14,24 20.579 6.040 1.445
b. Mentaos 1,62 11.039 3.237 6.814
c. Komet 2,44 4.705 2.026 1.928
d. Sungai Ulin 6,14 13.785 3.899 2.245
5. Banjarbaru Selatan 21,96 49.773 15.332 2.267
a. Loktabat Selatan 8,58 9.808 2.672 1.143
b. Kemuning 3,61 9.965 2.646 2.760
c. Guntung Paikat 2,47 9.335 2.841 3.787
d. Sungai Besar 7,30 20.665 7.173 2.831
KOTA BANJARBARU 371,38 234.801 66.744 631
2014 371,38 227.500 63.681 613
2013 371,38 220.168 61.637 593
2012 371,38 214.287 59.873 577
2011 371,38 209.547 57.439 564
2010 371,38 199.627 55.897 538
PERTANIAN
Meskipun Kota Banjarbaru merupakan wilayah perkotaan, tetapi produksi hasil pertanian dari Kota Banjarbaru dapat memenuhi kebutuhan akan permintaan sayur mayur, buah-buahan dan hasil pertanian lain untuk wilayah Kota Banjarbaru sendiri, Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin. Berikut disampaikan potensi hasil pertanian di pada tiap Kecamatan di Kota Banjarbaru.
Tabel Luas Tanam, Rusak, Panen dan Produksi Serta Rata-Rata Produksi Menurut Jenis Tanaman, 2015
Jenis Tanaman Tanam (Ha) Rusak (Ha) Panen (Ha) Produks (Ton) Rata-rata Produksi (Kw/Ha)
1. Padi Sawah 1.786 - 1.717
2. Padi Ladang 10 - 20
3. P.Sawah + Lad. 1.796 - 1.737
4. Jagung 216 - 155
5. Kacang Tanah 1 - 3
6. Ubi Kayu 27 - 33
7. Ubi Jalar 16 - 22
8. Sayuran 690 - 677
Dari data di atas dapat dilihat bahwa jenis tanaman sayuran memiliki hasil produk yang cukup besar, terutama dihasilkan oleh sentra-sentra sayuran yang berada di Landasan Ulin, demikian pula dengan padi sawah yang sebagian besar pula ada di Cempaka.
Berikut ini disajikan luas tanam dan panen padi sawah yang ada di Kota Banjarbaru, sebagai berikut :
Tabel Luas Tanam, Rusak, Panen dan Produksi Serta Rata-Rata Produksi Padi (Sawah + Ladang), 2015
Kecamatan Tanam (Ha) Rusak (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-Rata (Kw/Ha)
1. Landasan Ulin 84 - 77 - -
2. Liang Anggang 94 - 95 - -
3. Cempaka 1.468 - 1.410 - -
4. Banjarbaru Utara 150 - - - -
5. Banjarbaru Selatan - - 155 - -
Kota Banjarbaru 1.796 - 1.737 - -
2014 1.796 - 1.797 5.684 31,63
2013 1.796 - 1.766 5.991 33,92
2012 1.978 - 1.998 6.988 34,98
2011 1.989 18 1.971 6.283 31,88
2010 2.532 72 2.447 8.159 33,34
Dari data tersebut di atas menunjukan bahwa Kecamatan Cempaka menjadi sentra padi sawah dan pada umumnya penduduk di kacamatan tersebut bermata pencaharian sebagai petani, kemudian Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang serta sebagian kecil juga berada di Kecamatan Banjarbaru Utara.
Selain produksi tanaman padi sawah, Kota Banjarbaru juga dikenal sebagai sentra beberapa produk sayur-sayuran, bukan saja untuk memenuhi kebutuhan bagi masyarakat Kota Banjarbaru saja, tetapi juga dipasarkan ke Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin, hal ini juga dkarenakan jarak ke masing-masing kab/kota tersebut cukup dekat.
Berikut ini disajikan luas tanaman sayuran, sebagai kerikut :
Tabel Luas Tanam, Rusak, Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Sayur-sayuran, 2015
Jenis Tanaman Tanam (Ha) Rusak (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata (Kw/Ha)
1. Bawang Daun 49 - 49 2.563 52
2. Kubis - - - - -
3. Petsai/Sawi 89 - 89 4.848 54
4. Kacang Panjang 47 - 47 4.564 97
5. Cabe Merah 36 - 30 3.568 119
6. Cabe Rawit 26 - 25 1.644 66
7. Jamur 153 - 150 4.935 33
8. Tomat 38 - 38 5.410 142
9. Terung 36 - 36 6.995 194
10. Buncis 18 - 18 2.610 145
11. Ketimun 37 - 34 6.260 184
12. Kangkung 80 - 80 5.258 66
13. Bayam 81 - 81 3.061 38
Kota Banjarbaru 690 - 677 51.716 76
2014 1.030 - 1.030 56.529 54,88
2013 994 - 1.002 67.382 67,25
2012 843 - 756 75.924 100,43
2011 865 - 768 60.543 78,33
Dari data di atas dapat dilihat beberapa tanaman sayura yang ada di Kota Banjarbaru, seperti Jamur, Kangkung, Petsai/Sawi, Daun Bawang dan sayuran lainnya, meskipun hanya terbilang beberapa puluh haktar, tetapi tanaman sayuran tersebut memiliki potensi yang cerah, apalagi jika dikembangkan dengan sistem pupuk organik sehingga menghasilkan sayuran organik yang selama ini telah menjadi kebutuhan masyrakat yang mengerti akan arti kesehatan.
Selain padi sawah dan sayuran juga disajikan prosuksi buah-buahan atau tanaman tahunan berikut ini:
Tabel Jumlah Pohon, Produksi dan Rata-rata Produksi Buah- buahan Kota Banjarbaru, 2015
Jenis Buah Jumlah Pohon (Batang) Produksi (Kw) Rata-rata Produksi (Kw/pohon)
1. Alpukat 180 8 0,044
2. Belimbing 455 23 0,050
3. Duku/Langsat/Kokosan 619 - -
4. Durian 5.482 244 0,045
5. Jambu Biji 1.957 9 0,005
6. Jambu Air 750 16 0,021
7. Jeruk Siam/Keprok 23.793 134 0,006
8. Jeruk Besar 227 - -
9. Mangga 13.405 874 0,065
10. Manggis 123 1 0,008
11. Nangka/Cempedak 6.349 294 0,046
12. Nenas 4.845 13 0,003
13. Pepaya 7.388 350 0,047
14. Pisang 5.528 264 0,048
15. Rambutan 8.875 530 0,060
16. Salak 160 2 0,013
17. Sawo 1.146 57 0,050
18. Markisa/Konyal - - -
19. Sirsak 1.595 48 0,030
20. Sukun 1.008 90 0,089
21. Apel - - -
22. Anggur - - -
Kota Banjarbaru 83.885 2.957 0,035
2014 92.145 14.739 0,160
2013 96.283 12.681 0,132
2012 114.969 9.348 0,081
2011 134.620 12.593 0,093
Selain sebagai sentra sayuran Kota Banjarbaru juga terkenal akan jeruknya yaitu Jeruk Siam Banjar dengan rasanya yang manis, hal tersebut dapat diihat dari data tersebut di atas yang menunjukan Jeruk Siam/Keprok sebanyak 23.793 pohon, kemudian rambutan dan pepaya dengan masing-masing sebanyak 8.875 pohon dan 7.388 pohon serta beberapa pohon buah-buahan lainnya yang cukup beragam.

Posting Komentar

0 Komentar