Lelaki dan wanita sukses seringkali
mengatakan bahwa salah satu unsur utama dalam sukses mereka adalah pengetahuan
akan akal budi mereka dan penerapannya yang memerlukan seni dalam penggunaannya.
Dalam rangka melakukan sesuatu yang
berharga, kita perlu membersihkan ruang-ruang mental kita dari segala
negativisme, takut, khawatir dan pemikiran berbahaya lainnya. Tindakan paling
efektif untuk menyingkirkan semua itu sama seperti menyingkirkan kegelapan,
yakni membawanya ke tempat terang. Singkirkan atau tangkallah semua pemikiran
berbahaya itu dengan pemikiran lawannya. Singkirkan kebencian dengan cinta,
rasa takut dengan keyakinan, pemikiran tentang sakit dengan pemikiran tentang
sehat, pemikiran tak jujur dengan pemikiran jujur, pemikiran dengki dengan
pemikiran percaya dan sebagainya.
Anda tak bisa menyingkirkan kegelapan
dengan tekad yang setengahsetengah. Hal ini harus digantikan dengan cahaya.
Demikian pula akal budi. Untuk menghindarkannya dari pemikiran berbahaya, kita
harus menggantikannya dengan penangkal atau lawannya. Proses ini mampu mengubah
seluruh karakter akal budi kita.
Jika kita belajar untuk menguasai
akal budi kita dengan mengendalikan pemikiran, artinya kita mencoba melepaskan
belenggu dan perbudakan yang telah mengungkung diri kita dan membuat kita tak bisa
maju. Kodrat manusia yang mulia terdiri dari akal budi, semangat dan karakter.
Dalam hakikat kodrat mulia manusia ini tak ada keterbatasan, kecuali pembatasan
oleh diri kita sendiri melalui proses pemikiran.
Dengan sumbangan tak ternilai dari
pengendalian pemikiran itu, manusia menciptakan keadaannya sendiri. Sebagai
kapten dari nasib kita sendiri dan penguasa hidup kita sendiri, apakah taksepantasnya
kita menjadi cakap dalam navigasi kehidupan kita? Itulah tantangan yang ada
dalam hari-hari kita.
"Orang adalah sebagailnana yang
dipikirkannya."
0 Komentar