Menunggu waktu yang tepat atau
tergantung pada bantuan orang lain adalah dua pembunuh favorit bagi kesempatan
sukses seseorang. Kalau Anda mau, bayangkanlah seorang pemilik mobil sangat
mewah yang bermalas-malas menunggu seseorang datang untuk mengantarnya pergi
dengan mobilnya, karena ia tak tahu atau tak mau menyentuh alat otomatis untuk
menjalankan mobil mewah itu. Ilustrasi ini tampak berlebihan, tetapi inilah
yang terjadi pada orang-orang yang tak sukses karena kurang inisiatif.
Akal budi dan tubuh kita terbentuk
dari zat-zat yang merupakan karya teragung dari Sang Pencipta. Kemampuan
kerjanya melebihi segala macam mobil mewah paling otomatis sekali pun. Dengan
segala yang kita miliki sebagai warga keluarga manusia, kita mempunyai hak
pilih. Kita bisa menggunakan semua itu untuk kebaikan maupun untuk kejahatan.
Kita bisa menggunakannya untuk menjalani `hidup semacam binatang' atau pun untuk
mencapai sukses tertinggi dalam hidup. Dengan mekanisme sukses yang luar biasa
ini, kita dibekali dengan sumber kekuatan yang tak pernah gagal dan tak ada
habisnya, kekuatan yang bisa kita salurkan dengan adanya kehendak. Apa yang
akan kita lakukan dengan berkah ini tergantung sepenuhnya pada diri kita
sendiri.
Seperti halnya orang yang menunggu
uluran tangan orang lain, demikian juga banyak orang yang menunggu uluran tangan
pemerintah, lembaga kesejahteraan, masyarakat penderma, orang atau lembaga
lain. Mereka mencari-cari bantuan untuk mempermudah perjalanan hidup mereka.
`Seberapa jauh Anda bisa mendorong orang menaiki pohon?" kata pepatah
Hindu. Orang harus mencari bantuan nyata, sejati dan aktif yang mereka butuhkan
itu dari diri mereka sendiri.
Kondisi banyak orang bisa ditingkatkan kalau mereka
menggunakan kemampuan self-starter dalam
bentuk inisiatif pribadi dan mulai menggunakan tangan serta otak mereka sendiri
dan bukannya mengharapkan pinjaman tangan dan otak orang lain.
0 Komentar