Akhir-akhir ini begitu banyak
akademisi yang memberikan tekanan pada bakat.
Sebenarnya bukanlah bakat yang
harus diperhitungkan lebih banyak, melainkan sikap. Bakat tidak berarti apa-apa dibanding dengan sikap. Sikap adalah segalanya.
Sungguh aneh bahwa kita sering begitu
melenceng dari pemikiran kita, padahal kita tahu bahwa kita bisa
mengendalikannya. Dengan pengendalian pemikiran, kita dapat mengatur jalan kita
sendiri dan mengarahkan hidup kita ke pelabuhan kelimpahan dan kebahagiaan.
Putuskan sekarang juga bahwa Anda tak
menginginkan hal-hal negatif dalam hidup Anda. Jika rasa tertekan atau
ketakutan dan kekhawatiran merayapi mental Anda, buanglah semua itu dengan
proses pencegahan. Gantilah perasaan itu dengan perasaan yang sebaliknya
seperti rasa cinta untuk menggantikan rasa benci, rasa bersahabat untuk
mengganti rasa permusuhan, rasa berlimpah untuk mengganti rasa melarat dan
sebagainya.
Di sekolah kita mendapatkan nilai
terbaik pada subyek yang paling menarik minat kita. Bila kita menyukai suatu
tugas, maka kita akan menikmatinya. Kalau kita tak suka melakukan suatu tugas,
maka tugas itu akan membosankan. Kita harus memperlakukan segala sesuatu yang
ada dalam perjalanan hidup kita ini sebagai batu loncatan untuk mencapai ambisi
dan sasaran hidup kita.
Karena kita cenderung untuk menjadi
seperti apa yang kita pikirkan, sungguh logis bahwa kita seharusnya mengisi
akal budi kita dengan pemikiran positif tentang kebahagiaan, kegembiraan,
optimisme dan kesehatan. Kita seharusnya tak pernah mengizinkan adanya
pemikiran yang menghancurkan sukses di benak kita seperti ketakutan, khawatir,
pesimisme, dan kesedihan.
Sikap mental positif terarah pada kemajuan.
0 Komentar