PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN
FASILITAS KERJA TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam
upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang agama, khususnya di
Kota Banjarbaru sebagai wilayah otonom baru, maka dibentuklah Kantor Departemen
Kota Banjarbaru dengan visi mewujudkan masyarakat yang lebih menghayati
mengamalkan ajaran agama lebih berdaya dalam kehidupan beragama yang didukung
oleh peningkatan sumber Daya Manusia (SDM) dalam penguasaan Ilmu pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) dan IMTAK serta memberi pelayanan maksimal kepada
Masyarakat secara meyeluruh, dan dengan misi guna meningkatkan penghayatan dan
pengamalan dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kualitas keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Memantapkan persaudaraan umat beragama
yang didasari Akhlakul Karimah (Mulia) sikap toleran, rukun dan damai.
Meningkatkan pembinaan keluarga untuk mewujudkan keluarga yang harmonis,
bahagia sejahtera (sakinah). Memberdayakan Lembaga Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren yang dimiliki, keunggulan dan
meningkatkan partisifasi masyarakat dalam penyelenggaraannya
Revitalisasi/organisasi keagamaan dengan menitik beratkan pada pemberdayaan
yang menyatu dengan masyarakat.
Pertumbuhan
perekonomian masyarakat di wilayah Kota Banjarbaru yang sangat pesat dan
meningkatnya pertumbuhan penduduk mendorong banyaknya warga masyarakat yang
melakukan berbagai urusan di kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru tentunya
terkait dengan layanan publik. Dalam rangka pelayanan urusan keagamaan dan
fungsi-sungsi lainnya sesuai wilayah kerjanya, tugas dan fungsinya yang
tentunya akan langsung dirasakan oleh masyarakat, baik tidaknya pelayanan yang
dilakukan oleh pegawai akan menunjukan secara langsung kinerja pegawai Kantor
Kementerian Agama Kota Banjarbaru.
Kinerja
menurut Anwar P.M, (2000) diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Sehingga kinerja atau prestasi
kerja (performance) dapat dimaknai
sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku
pada masing-masing satuan unit kerja atau organisasi tersebut. Seorang pegawai
Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru dituntut untuk mengerjakan tugasnya
dengan baik. Keberhasilan mereka dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat
ditentukan oleh penilaian terhadap kinerjanya. Penilaian tidak hanya dilakukan
untuk membantu mengawasi sumber daya organisasi namun juga untuk mengukur
tingkat efisiensi penggunaan sumber daya yang ada dan mengidentifikasi hal-hal
yang perlu diperbaiki. Penilaian terhadap kinerja merupakan faktor penting
untuk meningkatkan kinerja pegawai. Bagian-bagian yang menunjukkan kemampuan
pegawai yang kurang maksimal dapat diidentifikasi, diketahui sehingga dapat
ditentukan strategi dalam meningkatkan kinerjanya.
Faktor
yang paling menarik dikaji dari variabel kinerja adalah kemampuan kerja
pegawai, menurut Mangkunegara (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja seorang anggota organisasi adalah Faktor kemampuan pegawai. Kemampuan
adalah sifat yang di bawa sejak lahir/dipelajari yang memungkinkan seseorang
menyelesaikan tugasnya (Gibson, 1989). Kemampuan menunjukkan potensi seseorang
untuk melakukan pekerjaan atau tugas yang diembannya, Potensi berkenaan dengan
kemampuan fisik dan mental seseorang untuk melakukan tugas dan bukan apa yang
akan dikerjakan orang tersebut. Kemampuan memainkan peran utama dalam perilaku dan
prestasi individu.
Dalam
rangka mewujudkan pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi, maka salah satu
aspek yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah masalah fasilitas kerja.
Menurut Suad Husnan (2002) fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan
perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan
karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Adanya
fasilitas kerja yang disediakan oleh unit kerja sangat mendukung pegawai dalam
bekerja. Fasilitas kerja tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk
membantu pegawai agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan pegawai akan
bekerja lebih produktif.
Pegawai
sangat peduli sekali dengan fasilitas kerjanya baik untuk kenyamanan pribadi
maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik. Pegawai sangat
membutuhkan fasilitas kerja yang bersih, ruangan yang lega dengan peralatan
relatif modern dan jika fasilitas kerja yang dibutuhkan oleh pegawai sudah
memadai maka hal ini tentunya akan berdampak pula pada kinerja pegawai.
Mengingat
pentingnya tuntutan produktivitas pegawai dalam suatu organisasi, maka salah
satu faktor yang menuntukan adalah motivasi kerja. Menurut Nawawi (2003)
motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, sedangkan pengertian motivasi kerja
menurut Martoyo (2007) adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat
kerja atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Bergambar dari pengertian
tersebut maka motivasi juga dapat diartikan sebagai keadaan pribadi dalam
seseorang yang mendorong kenginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan.
Apabila
seseorang termotivasi maka mereka akan mengadakan pilihan yang positif untuk melakukan
sesuatu karena mereka mengerti bahwa tindakan tersebut mempunyai arti bagi
mereka dan bagi orang lain. Maka dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai,
salah satunya dapat dilakukan dengan dapat meningkatkan motivasi kerja para
pegawai. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai dapat
bersifat individu seperti kebutuhan, sikap dan kemampuan, sedangkan yang
besifat organisasi meliputi pembayaran gaji, pengawasan, pujian, dan pekerjaan
itu sendiri.
Kantor
Kementerian Agama Kota Banjarbaru sebagai institusi yang bertugas memberikan
pelayanan kepada masyarakat dibidang keagamaan yang berdampak langsung terhadap
kehidupan masyarakat, pada dasarnya sangat penting artinya bagi masyarakat
dalam hal pelayanan seharusnya mempunyai pegawai yang terampil dan profesional
serta mempunyai kinerja yang baik, tetapi hal tersebut tentunya harus didukung
oleh berbagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tersebut seperti
peningkatan kemampuan kerja pegawai, pengkatan motivasi baik dari segi materi
maupun ataupun penghargaan dan penediaan fasilitas kerja yang berfungsi baik
serta mudah digunakan sehingga nantinya dapat peningkatan kinerja pegawai.
Berdasarkan
pengamatan penulis yang dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru
diperoleh gambaran bahwa masih didapati beberapa masalah yang menyebabkan tidak
optimalnya kinerja pegawai, gambaran tersebut antara lain : (1). Kemampuan
kerja yang belum didukung dengan kemampuan pengusaan terhadap peralatan kerja
seperti mengoprasikan komputer dan program pendukung lainnya (2). Fasilitas
kerja yang belum lengkap dan belum sesuai dengan fungsi yang diharapkan (3).
Motivasi kerja pegawai yang belum optimal sehingga berdampak kepada kinerja
pegawai yang masih dirasa kurang.
Berdasarkan
uraian masalah tersebut di atas dapat diduga bahwa belum optimalnya kinerja
pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru disebabkan oleh beberapa SDM
yang belum memahami tupoksinya sehingga menghambat kinerja pelaksanaan kegiatan
dan pelaksanaan program, adanya pegawai yang sulit menerima perubahan dan malas
untuk mempelajari sesuatu yang baru mengakibatkan kemampuan kerja pegawai masih
terbatas pada pola kerja yang lama yang sifatnya masih konvensional sedangkan
tuntutan pekerja yang semakin tinggi dan cepat sehingga memerlukan keahlian dan
enguasaan terhadap teknologi, jika dilihat dari gambaran
dilapangan bahwa fasilitas kerja yang ada dapat dinilai belum memadai sehingga
dapat menghambat kinerja pegawai, seperti terbatasnya jumlah komputer dimana
jumlah komputer yang tersedia belum mencukupi untuk seluruh pegawai.
Kemungkinan
sebab lain yang menyebabkan kinerja pegawai belum optimal berkaitan dengan
rendahnya motivasi pegawai dalam bekerja dapat dilihat dari pekerjaan lintas
seksi yang banyak mengalami hambatan. Dokumen yang merupakan arsip seharusnya
tersimpan dalam data base dan sudah melalui sistem komputerisasi, akan tetapi
pada kenyataannya dokumen tersebut masih dalam bentuk kertas (paper base) dan
belum terkelola dengan baik serta ruang penyimpanan yang tidak memadai. Selain
itu pula diperoleh kenyataan bahwa pegawai bekerja berdasarkan naluri/kebiasaan
tanpa memperhatikan peraturan-peraturan yang harus ditaati. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan pegawai masih kurang menguasai pekerjaannya padahal kemampuan pegawai
merupakan faktor yang turut berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja
pegawai.
Berdasarkan fenomena tersebut maka ……… …………… ……………… …………. ……… …………… ……………… ………….………
…………… ……………… ………….……… …………… ……………… …………..
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana
kemampuan kerja dan fasilitas kerja terhadap motivasi dan kinerja Pegawai
Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru, adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh antara variabel kemampuan
kerja terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kota
Banjarbaru ?
2. Apakah terdapat pengaruh antara variabel fasilitas
kerja terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kota
Banjarbaru ?
3. Apakah terdapat pengaruh antara variabel kemampuan
kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru ?
4. Apakah terdapat pengaruh antara variabel fasilitas
kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru ?
5. Apakah terdapat pengaruh antara variabel motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis kemampuan kerja dan fasilitas kerja terhadap motivasi dan
kinerja Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru, adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara
variabel kemampuan kerja terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor
Kementerian Agama Kota Banjarbaru.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara
variabel fasilitas kerja terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor
Kementerian Agama Kota Banjarbaru.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara
variabel kemampuan kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama
Kota Banjarbaru.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara
variabel fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama
Kota Banjarbaru.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara
variabel motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama
Kota Banjarbaru.
1.4.
Kegunaan
Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut :
1.
Aspek praktis,
sebagai bahan masukan bagi Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru dalam perumusan kebijakan tentang peningkatan
kinerja pegawai pada Kantor Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru.
2.
Aspek akademis,
sebagai bahan yang menambah khasanah penelitian di Sekolah Program Pascasarjana Magister
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin.
3.
Aspek bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai bahan yang menambah pengetahuan dan
wawasan bagi peneliti dibidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.
More From Author
penelitian