PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI
PADA SATUAN LALU LINTAS KEPOLISIAN RESORT
(POLRES) TABALONG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Nasional adalah tercapainya kesejateraan masyarakat
secara adil dan merata tapi tentunya pembangunan
tersebut memerlukan berbagai sumberdaya yang antara lain adalah sumber daya
manusia. Kersedianya Sumber Daya Manusia yang sIap pakai, memiliki iman,
terampil dan bermutu dalam jumlah yang cukup dan memenuhi jenis kebutuhan,
macam, dan sifat pekerjaan yang sesuai. Sehingga mampu mengemban tugas untuk
mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan pembaharuan dalam Pembangunan Nasional
bagi seluruh masyarakat Indonesia yang dibingkai dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Untuk menjawab kebutuhan pelayanan masyarakat yang semakin sarat dengan
kualitas dan efisien, maka diperlukan peningkatan pelayanan masyarakat yang
Iebih bermutu dan mengacu ke depan, akan sangat dipengaruhi oleh kepribadian
yang berbeda-beda, misalnya sifat, sikap, nilai-nilai, keinginan dan minat
berpengaruh pada gaya kepemimpinan sehingga diharapkan mampu menjawab tuntutan
masyarakat serta mampu berkompetisi menghadapi era globalisasi.
Strategi pengelolaan sumber daya manusia merupakan salah satu kendali
dalam memfungsikan aparatur di lingkungan Kepolisian Resort (Polres) Tabalong
melalui gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, ia akan
menstransferkan beberapa nilai seperti penekanan kelompok, dukungan dari orang
atau karyawan.
Adapun salah satu yang memiliki nilai strategis adalah pendayagunaan
aparatur yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aparatur dalam pengelolaan
administrasi, pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai pelaksana keamanan dan
ketertiban dimasyarakat terutama pada wilayah tugasnya.
Banyak upaya yang dapat dilakukan yang diantaranya menciptakan lingkungan
kerja dengan dukungan peraturan perundang-undangan, termasuk penyederhanaan
prosedur dan kemudahan-kemudahan lainnya dalam pelaksanaan tugas dan pungsi
sebagai penegak hukum, gerakan disiplin, pendidikan dan latihan, jabatan
penjenjangan, analisis jabatan, kenaikan pangkat, pengawasan dan sebagainya.
Sudah banyak upaya yang dilakukan, namun atas dasar dari laporan
pengawasan dapat diambil kesan bahwa masih banyak terjadi berbagai
penyelewengan dan pelanggaran yang dapat menimbulkan kerugian dan pemborosan.
Dari kenyataan tersebut maka muncul suatu pemyataan, apakah ada altematif
lain yang mampu membuka jalan untuk meningkatkan produktifitas aparatur melalui
perilaku sikap gaya kepemimpinan yang akan mempengaruhi kondisi kerja, di mana
akan berhubungan dengan bagaimana aparatur menerima suatu gaya kepemimpinan,
senang atau tidak, suka atau tidak. Memperhatikan falsafah budaya kerja dalam
suatu organisasi merupakan sikap hidup yang didasari oleh pandangan hidup
sebagai nilai-nilai yang telah menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong
yang kemudian tercermin dalam gaya kepemimpinan, kepercayaan, cita-cita,
pendapat dan tindakan yang terwujud tindakan.
Maka harus ada upaya yang terus menerus dalam sosialisasi nilai¬-nilai
luhur, serta budaya kreatif seluruh aparatur, sehingga nilai-nilai luhur budaya
bangsa dapat teraktualisasi dalam manajemen administrasi pada seluruh aparatur.
Di samping itu aktualisasi diri dalam produktivitas kerja, dan kreatifitas
sumber daya manusia dapat terwujud.
Aktualisasi nilai-nilai luhur dalam pelaksanaan tugas, mempunyai arti
yang sangat dalam, karena membentuk sikap dan perilaku aparatur, sehingga mampu
menopang laju perkembangan dan dinamika yang berkembang dimasyarakat. Dalam hal
ini peranan para pimpinan di setiap lini sangat panting, karena mereka sangat
bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan kerja yang mungkin terjadi
internalisasi nilai-nilai luhur tersebut yang sikap dan perilaku karyawan dalam
melaksanakan aktifitas kedinasannya.
Faktor-faktor kegiatan yang panting dalam dalam pelaksanaan tugas, belum
berfungsi dengan tepat dan benar, antara lain seperti terlihat pada motivasi
kerja, ketrampilan yang tidak professional, dan rendahnyan disiplin kerja sehingga
fungsi pemeliharaan ketertiban dan keamanan dimasyarakat belum berjalan
sebagaimana mestinya, hal tersebut tentunya dapat berakibat pada gangguan
kemanan dan ketertiban lingkungan sehingga menimbulkan keresahan dimasyarakat.
Pengelolaan aparatur terutama ditujukan untuk peningkatan kualitas,
efisiensi dan efektifrtas pelaksanaan tugas dan fungsi Kepolisian, yang antara
lain disiplin, pengabdian dan keteladanan, sehingga aparatur tersebut
benar-benar mampu mengemban dan melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pengayom dan pelindung masyarakat.
Dalam setiap organisasi kepemimpinan selalu memegang peranan yang penting
bagi perkembangan organisasi. Sebab pemimpin adalah seseorang yang lebih
terdidik, professional dan memotivasi kerja dirinya dibandingkan dengan
rata-rata aparatur lainnya dan peranan pemimpin yang mempunyai wewenang dan
kekuasaan yang mampu mempengaruhi jalannya roda organisasi dan lingkungan
organisasi tersebut.
Maka dalam menghadapi era globalisasi dan era reformasi seperti ini,
diperlukan pengembangan citra baru bagi aparatur yang memiliki loyalitas, motivasi
kerja, disiplin den professional dalam melakukan tugas-¬tugas pengamanan
wilayah dan pemeliharaan ketertiban yang dipercayakan kepadanya, dan juga penuh
kreatifitas dan prakarsa serta dinamis dalam membina dirinya. Dalam upaya
meningkatkan kinerja aparatur sangat diperlukan seorang pemimpin yang selain
mempunyai kepribadian, juga mampu membaca keadaan bawahan serta lingkungan
kerjanya. Selain pentingnya akan fungsi dari kepemimpinan dalam organisasi,
mutifasi juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadapa kinerja
aparatur, motivasi kerja merupakan daya dorong yang timbul dari dalam diri
aparatur dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Melalui motivasi kerja yang
tingga maka akan mendorong pencapaian tujuan organisasi.
Dari uraian tersebut, . ……… …………… ……………… …………. ……… …………… ……………… ………….………
…………… ……………… ………….……… …………… ……………… …………..
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian yang diambil dari uraian
tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1.
Apakah gaya kepemimpinan dan motivasi
kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai pada Satuan Lalu
Lintas Kepolisian Resort (POLRES) Tabalong.
2.
Apakah gaya kepemimpinan dan motivasi
kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Satuan Lalu
Lintas Kepolisian Resort (POLRES) Tabalong.
3.
Diantara gaya kepemimpinan dan motivasi
kerja mana yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada Satuan Lalu
Lintas Kepolisian Resort (POLRES) Tabalong.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menganalisis dan
mengetahui gaya kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja pegawai pada Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort (POLRES)
Tabalong ?
2.
Untuk menganalisis dan
mengetahui gaya kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh secara simultan
terhadap kinerja pegawai pada Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort (POLRES)
Tabalong ?
3.
Untuk mengetahui mana diantara gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja mana yang berpengaruh dominan terhadap kinerja
pegawai pada Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort (POLRES) Tabalong ?
1.4.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :
1.
Aspek Akademis
Hasil penelitian diharapkan
dapat memberikan referensi bagi pihak - pihak yang berminat melakukan penelitian
selanjutnya
2.
Aspek Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Memberi kontribusi dalam
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan sehingga dapat memperkuat teori-teori tentang
gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegawai.
3.
Aspek Praktis
Sebagai informasi bagi Satuan
Lalu Lintas Kepolisian Resort (POLRES) Tabalong untuk bahan pengambil keputusan manajerial di bidang pengelolaan
sumber daya manusia.
More From Author
penelitian